SIWAK :
Sunnah yang DITINGGALKAN
SIWAK : Boleh lah kita katakan sebagai
“PENGGOSOK GIGI” pada zamannya Rasulullah SAW, yang kemudian ini menjadi salah
satu SUNNAH Beliau. Setiap tindak tanduk (Bukan Berarti Saja Ucapan), merupakan
SUNNAH Rasulullah SAW yang tentu SETIAP SUNNAH dari Rasulullah SAW memiliki
makna, kebermamfaatan serta kebaikan (meskipun tergolong pada kebaikan “GHAIB”).
Barang pasti IYA, sebab Rasulullah SAW orang yang langsung dituntun oleh ALLAH
SWT melalui malaikat JIBRIL, dan salah satu SUNNAH Rasulullah SAW yang
mengandung Hikmah adalah BERSIWAK.
Namun sayanglah terucap, BERSIWAK
tak banyak yang melakoninya di Dunia Modern sekarang, sebab memang peran SIWAK
tergantikan dengan BURUS GIGI (GUNDAR
GIGI : Red Bahasa Daerah Melayu Kuantan Singingi), dengan berbagai macam
merk, fungsi, bentuk dan tawaran varian lainnya. Tapi : TIDAK sebenarnya bisa
digatikan, peran SIWAK dengan GUNDAR GIGI
karena memang dua barang ini berbeda meskipun fungsinya “Hampir-Hampir”
samalah membersihkan Gigi. Siwak sangat banyak mamfaatnya, mulai dari dapat
mencerdaskan OTAK (Tuntunan Salah Satu Dalam Menuntut Ilmu Adalah BERSIWAK :
Sekarang diartikan Gosok GIGI “By Imam Syafii” karena ada zat yang terkandung
dalam SIWAK yang dapat mencerdaskan OTAK), memperkuat Gusi dan lagi mendapat
pahala karena menghidupkan SUNNAH Rasulullah SAW. Namun karena alasan ekonomis
dan lain sebagainya orang melupakan SIWAK dan menggantikan dengan FUNGSI yang
sejenis.
Baiklah saya akan menceritakan
betapa pentingnya BERSIWAK bagi kehidupan Muslim, meskipun terkesan agak anekdot (cerita lucu).
“Suatu ketika (Ntah Kapan, nun nan Jauh Di Sana), sebut saja pada
masa Pemerintahan Islam. Terjadilah peperangan, yang mengharuskan tentara Islam
bermukim dimedan perang, dibarak-barak dan tenda-tenda. Usai melakukan perang,
Umat Islam kala itu menderita kekalahan yang amat sangat. Maka kembalilah
mereka ke barak-barak, Panglima Perang amat murkalah dengan kekalahan ini tidak
biasanya pasukan Islam kalah dalam peperangan, maka beliau memantau langsung
kebarak-barak dan dengan Nada tegas mengatakan “Pasti Ada SUNNAH Rasulullah SAW
yang Kita Tinggalkan” (memang ruh kekuatan Islam ada pada Hubungan amaliyahnya
dengan ALLAH SWT). “Berucaplah salah satu dari prajurit, Iya Panglima ada SUNNAH
Rasulullah SAW yang KAMI TINGGALKAN”. Panglima kembali bertanya “Apa SUNNAH Rasulullah
SAW yang KALIAN TINGGALKAN ?”. Prajurit kembali menjawab “BERSIWAK ya Panglima”.
Berkata kembali Panglima “ Jika begitu mulai sekarang BERSIWAKLAH kalian”.
Sehabis dari itu, semua pasukan
Islam bersiwak dalam barak-barak mereka (tentu pula dengan tidak meningggalkan
amaliyah lainnya) sembari menunggu instruksi perang lanjutan. Dalam diam-diam,
ternyata pasukan Islam dimata-matai oleh pasukan lawan (spionase), tentu kegiatan SPIONASE
ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana kekuatan umat Islam yang tinggal. Mata-mata
musuh sangat heran dan terkejut melihat apa yang dilakukan oleh pasukan Islam
dalam barak-baraknya (BERSIWAK), mereka saling berkata “Aduh Mak, GIGI aja mereka ASAH apalagi PEDANG”.
Melihat kondisi ini maka dilaporkanlah
oleh mata-mata pada Komandan mereka, dan tak jadilah mereka melakukan
penyerangan terhadap pasukan Islam. Umat Islam pulang dengan membawa KEMENANGAN
dan IZZAHnya Islam, begitulah satu SUNNAH yang kita lakukan akan membawa dampak
yang besar bagi Kejayaan Islam apalgi semua SUNNAH yang kita lakukan.
Wallahu A’lam Bishawab