Sebenarnya saya sudah bisa membuat “analisa awal” dan “kesimpulan
dini” terkait Dapunta Hyang dan Minangan Tamwan setelah menelusuri Candi Bahal I,
II, III dan Binanga di Gunung Tua, Padang Lawas Utara, Sumatera Utara. Ada satu
lagi identifikasi lokasi Dapunta Hyang dan Minangan Tamwan menurut para ahli
yang belum saya telusuri secara mendalam, yakni Candi Muara Takus Kabupaten
Kampar Riau, bisa saja saya tebak dari lietaratur dan kondisi geografis yang memang
tempat main saya semasa kuliah, namun itu menjadi tidak sempurna, kalau tidak, saya
langsung turun menelusuri. Sengaja Candi Muara Takus saya akhirkan saja, karena
bisa kapan saja saya telusuri, kaji menurunlah karena dekat. Sayang saja
rasanya tidak saya selesaikan project ini, sebab naskah saya sudah dibilang 40%
sudah terkumpul dan tercatat, setidaknya saya sudah mencatat apa yang saya
telusuri dan saya lihat, terlepas dari salah dan benarnya terpulang dari
keterbatasan dan kemampuan saya dalam berbuat.
Tapi, ada yang menyentuh saya. Ketika saya bertanya sama
Guru, Ustad, Dosen Abdul Sadad (Dosen AP FISIP UNRI). Ada saran Ustad saya
bilang ? dalam komentar Face Book, beliau balas, “Jangan lupa masa depan”. Saya
balas dikomentar Face Book, “Masa lalu terlalu indah Ustad” hehe, sambil
bercanda. Sekali lagi, saran beliau itu sangat menyentuh dan menggugah hati
kecil nurani saya, ya mengingat saya ini, secara karir sangat stagnan sekali,
belum tersertifikasi, fungsional yang itu-itu saja, tidak ada progress untuk
paper nasional maupun international (sinta dan scopus), tidak terpikir untuk
jenjang pendidikan lanjut (walaupun dulu pernah sudah mencoba scholarship India
ICCR, tapi belum reski, semua dokumen dan paspor sudah siap) dan lain-lain. Sepertinya
saya harus mempertimbangkan saran beliau kedepannya, karena saya tidak punya
apa-apa selain keluarga (istri dan anak-anak masih kecil) yang setia bersama
dan menemani saya selama ini, mereka tidak menuntut apa-apa diluar kesanggupan
saya. Boleh dibilang, ini karena kegiatan saya yang pakai biaya pribadi (non
sponsor), namun saya yakin dan percaya, ini akan berharga kedepan untuk “mereka”,
minimal saya sudah mewariskan catatan nantinya untuk meraka baca dan kenang,
ayahnya sudah berbuat untuk “mereka” dan secara pribadi bagi saya kondisi ini
tiada mengapa.
Back To Topic, meskipun saya sudah hampir selesai menelusuri
project ini, tapi saya belum berasa sempurna, kalau belum mengunjungi beberapa
situs terkait, untuk kelengkapannya. Seperti, saya harus kembali ke Prasasti
Suruaso Batu Sangkar, berkunjung ke Prasasti Karang Berahi Merangin Jambi,
Prasasti Palay Pesemah Lampung Selatan, ke Palembang dan Jambi, mesti semuanya
bisa saya abaikan (skip), namun bagi saya ini jadi penting, bukan karena di situ
ada Dapunta Hyang dan Minanga Tamwan, tapi karena itu menjadi pelengkap catatan
saya.
Semoga bisa saya selesaikan, semua ini dengan cepat dan
mudah dengan izin Allah Swt dan bisa pula saya fokus dengan catatan masa depan saya
yang disarankan Sang Guru, Ustad Dosen saya tadi, untunglah semua ini saya
lakukan karena semata kesukaan, kecintaan dan hobi dengan kesejarahan.
#DapuntaHyang #MinangaTamwan